Oleh :
YUDO KASYANTO
Purnawirawan Perwira TNI-AD
Purnawirawan Perwira TNI-AD
Bagian terpenting dari sistem dan mekanisme bermasyarakat dalam hubungannya dengan semangat persatuan dan kesatuan, adalah harus mengarah kepada sebuah rasa kesadaran, bahwa persatuan dan kesatuan bangsa adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk menjamin keberadaan kita dalam kondisi aman. Apabila rasa butuh makin dipertebal bisa dipastikan, ia mensyaratkan adanya fungsi dari konsep persatuan dan kesatuan angsa yang mampu menjawab segala kebutuhan dan tantangan yang ada dalam dinamika masyarakat secara menyeluruh. Tampaknya, dimensi ini secara langsung bersentuhan dengan setiap penyelesaian problematika yang mengidentifikasikan gejala SARA.
Potensi konflik yang mengandung muatan SARA dewasa ini, masih merupakan persoalan yang riskan dan kritis jika tak tertangani sejak dini melalui pendekatan-pendekatan yang bersifat menyeluruh serta berkeadilan. Sementara itu, problematika SARA (baik yang berdimensi ekonomi, politik, budaya atau etnis), dipastikan mengancam bentuk dan nilai persatuan dan kesatuan. Dan memang, sekali persoalan SARA muncul tak tertangani, ia akan secara akumulatif menggerogoti keutuhan hidup bermasyarakat.
Jika hal itu terjadi kemungkinan akan munculnya kembali pengaruh dari komunisme. Pelajaran berharga setelah kita alami pada puncak tragedi nasional, yaitu pemberontakan G 30 S / PKI, yang sebelumnya ditandai dengan kekacauan ekonomi, terbengkalainya kesejahteraan rakyat, manipulasi konstitusi dan ideologi Pancasila, perpecahan kepentingan politik yang tajam, serta pemusatan kekuasaan pada seorang figur, telah memacu pemerintah Orde Baru yang menggantikan sistem kekuasaan Orde Lama untuk mengambil langkah-langkah pembaharuan dan pembenahan yang realistis, seraya tetap konsisten terhadap amanat penderitaan rakyat, Berbagai rancang bangun untuk memperbaiki keadaan, telah dilakukan dengan tepat sesuai dengan kemampuan dan peluang yang ada.
Jika hal itu terjadi kemungkinan akan munculnya kembali pengaruh dari komunisme. Pelajaran berharga setelah kita alami pada puncak tragedi nasional, yaitu pemberontakan G 30 S / PKI, yang sebelumnya ditandai dengan kekacauan ekonomi, terbengkalainya kesejahteraan rakyat, manipulasi konstitusi dan ideologi Pancasila, perpecahan kepentingan politik yang tajam, serta pemusatan kekuasaan pada seorang figur, telah memacu pemerintah Orde Baru yang menggantikan sistem kekuasaan Orde Lama untuk mengambil langkah-langkah pembaharuan dan pembenahan yang realistis, seraya tetap konsisten terhadap amanat penderitaan rakyat, Berbagai rancang bangun untuk memperbaiki keadaan, telah dilakukan dengan tepat sesuai dengan kemampuan dan peluang yang ada.
Kenangan di Kerinci dengan Rekan2 Muspida Tahun 2005 |
"INDIKASI BANGKITNYA KEMBALI KOMUNIS"
Seperti kita ketahui bersama, bahwa komunis di Indonesia adalah bahaya latent. Dalam dinamika perjuangannya komunis tidak mengenal istilah kalah, yang ada hanya pasang naik dan surutnya perjuangan partai. Dalam keadaan buruk bagaimanapun komunis akan bergerak di bawah permukaan dan suatu saat apabila situasi dan kondisi telah memungkinkan mereka akan muncul kembali. Sejarah dunia mencatat bahwa Marxisme sebagai suatu ajaran maupun strategi perjuangan belum pernah sekalipun membawa suatu bangsa kedalam kemakmuran atau keadilan. Cerita-cerita sadis dan seram yang dilakukan para Rezim otoriter Marxis terhadap rakyatnya, seperti di Uni Sovyet, RRC, Kuba, Vietnam, dan Kamboja paling sering daripada keberhasilannya Mancis dalam membangun negara dan bangsanya.
Dalam buku Marx Refuted (1987), Collin Wilson mengatakan "Sejak berpuluh tahun, dunia Barat melakukan Observasi terhadap Ideologi Komunis di banyak negara, dan hasil pengamatan sama saja yaitu penindasan dan totaliterisme. Contoh pengusiran rakyat Vietnam dengan kapal laut dan pengambil alihan Kamboja, di dalam semua wajah komunisme sangat bengis yang mengarah kepada kezaliman ". Konsep Mandsme banyak berisi tentang janji-janji dan slogan-slogan yang sangat menguntungkan bagi tokoh-tokohnya dan pemegang kekuasaan. Satu hal yang perlu diingat bahwa riwayat busuk komunisme di seluruh dunia, sebelum mereka berkuasa selalu tampil dengan format membela Demokrasi, tetapi sesudah berkuasa justru menindas Demokrasi. Sebelum berkuasa PKI selalu berteriak penegakan HAM, ini sebuah fakta sejarah yang berulang-ulang terjadi disetiap negara komunis, seperti di Vietnam maupun Kamboja.
Gerakan reformasi yang telah berjalan telah menimbulkan berbagai perubahan dan itu suatu realita. Segala hal yang terkait dengan Orde Baru, termasuk format Politiknya di hujat dan di ungkit-ungkit. Kemudian muncul aliansi ideologi dan politik baru, diantaranya adalah partai yang berhaluan komunis.
Dalam proses kebangkitannya kembali, generasi baru komunis Indonesia telah memanfaatkan gerakan reformasi yang datang bersama badai krisis moneter dan ekonomi yang menumbangkan Orde Baru. Gerakan tersebut mencapai puncaknya di bulan Mei 1998, di tandai dengan jatuhnya Soeharto. Para Kader muda komunis menyusup ke tengah gelanggang politik. Untuk mendapat tempat kembali di hati rakyat Indonesia, mereka menyuarakan jargon-jargon yang bersifat umum seperti demokrasi, hak azasi manusia, keadilan dan kesejahteraan. Pada perkembanganselanjutnya Generasi baru komunis tersebut berkembang menjadi sebuah partai politik yang resmi.
Jika pada kekuasaan Orde Baru, komunis (sisa-sisa PKI) melakukan gerakan di bawah tanah, maka ketika Orde Baru sudah tidak berkuasa, komunis memanfaatkan gerakan reformasi untuk memperlihatkan sosoknya. Gerakan baru komunis Indonesia sangat gencar menyebar luaskan gagasan-gagasannya melalui media elektronik (internet) lengkap dengan symbol Palu Arit berwarna merah darah.
Bagi kaum Marxis/Komunis tidak pernah mengenal istilah kalah, bagi mereka kekalahan hanyalah kemenangan yang tertunda. Sejarah mencatat, bahwa setiap kali komunis mengalami kegagalan, maka setiap kali pula disusul dengan kebangkitan kembali komunis beberapa waktu kemudian. Gerakan yang dilakukan generasi baru komunis saat ini perlu di waspadai, karena sudah berkembang menjadi organisasi politik di Indonesia, tetapi dari sejumlah tindakannya memberikan indikasi yang sangat mirip dengan organisasi PKI, seperti kejadian pada tanggal 13 November 1998 di Cawang, kelompok generasi komunis telah menganjarkan pemuda AmbonMuslim tanpa ampun hingga menemui ajal. Beberapa indikator tentang bangkitnya komunis kembali dapat dicermati dari beberapa fenomena yang terjadi dewasa ini, antara lain sebagai berikut :
Pertama, Pada tanggal 16 April 1996 salah satu Ketua Organisasi generasi baru Komunis di Indonesia telah mengeluarkan tulisan yang berbunyi "Partai sudah berdiri well, 31 tahun terkubur, di bantai, dihina, dibunuh, dilarang, diawasi, dikhianati, sekarang di bangun lagi". Dalam tulisan tersebut sangat jelas dan tarnsparan. Partai yang di maksud adalah PKI, karena PKI yang dibantai dan dihina 31 tahun yang lalu atau tepatnya pada tahun 1965 tidak lain adalah PKI.
Kedua, Pembentukan Organisasi Massa dan Partai Baru. Dengan telah dibebaskannya Tapol/Napol eks PKI dan di hapuskannya istilah Tapol/Napol G. 30 S / PKI di Indonesia serta kebebasan mengeluarkan pendapat baik lisan maupuntulisan, termasuk kebebasan mendirikan organisasi, memberi peluang bagi komunis untuk kembali eksis dengan segala program yang telah direncanakan. Maka guna mewaspadai kepentingan politiknya, telah dibentuk Organisasi massa yang berasal dari generasi tua (eks PKI) dan generasi muda komunis.
Bersama Rekan2 Pasukan Garuda 12. Alhamdulillah Dua orang sudah Jendral |
Kedua, Pembentukan Organisasi Massa dan Partai Baru. Dengan telah dibebaskannya Tapol/Napol eks PKI dan di hapuskannya istilah Tapol/Napol G. 30 S / PKI di Indonesia serta kebebasan mengeluarkan pendapat baik lisan maupuntulisan, termasuk kebebasan mendirikan organisasi, memberi peluang bagi komunis untuk kembali eksis dengan segala program yang telah direncanakan. Maka guna mewaspadai kepentingan politiknya, telah dibentuk Organisasi massa yang berasal dari generasi tua (eks PKI) dan generasi muda komunis.
Organisasi massa dari generasi tua eks PKI terdiri dari berbagai organisasi yang berpaham komunis dan tersebar dilingkungan masyarakat. Dalam kegiatannya selalu berhubungaan dan berkaitan dengan generasi baru komunis. Sedangkan Organisasi massa yang berasal dari generasi muda adalah aliansi generasi baru Komunis Indonesia yang tersebar di berbagai organisasi masyarakat. Kedua organisasi massa tersebut selalu aktif dalam berbagai kegiatan yang berkedok membela rakyat kecil, memanfaatkan momentum reformasi dengan tujuan sebenarnya adalah untuk menghidupkan kembali komunisme di Indonesia.
Ketiga, Temu Raya eks Tapol/Napol yang berlangsung di Ball Room Hotel Cempaka jalan Letjen Suprapto Jakarta Pusat, pada tanggal 15 s.d 17 Februari 2002 dan di hadiri sekitar 500 orang tokoh dari berbagai organisasi. Tujuan akhir kegiatan tersebut adalah membentuk suatu organisasi besar yang solid dalam bentuk partai sebagai wadah aspirasi para eks. Tapol/Napol PKI dan keluarganya, yang dapat memperjuangkan tuntutan mereka ikut Pemilu 2004. Kehadiran salah satu tokoh pada temu raya itu, membuat kelompok tersebut mendapat angin untuk berkembang memperjuangkan aspirasinya.
Keempat, Peluncuran dan bedah buku “Aku Bangga Jadi Anak PKI" oleh Dr. Ripka Tjiptaning Proletariati. Kegiatan itu berlangsung di Kantor Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (YTKI) jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan pada tanggal 01 Oktober 2002, di hadiri oleh sekitar 500 orang generasi baru komunis di Indonesia dan simpatisan komunis /PKI.Tulisan ini menggambarkan keinginan untuk memberikan suatu contoh dan motivasi kepada keturunan Tapol/Napol PKI untuk bangkit dari belenggu penindasan, jika ingin menikmati hidup yang layak sekaligus dapat perperan membangun demokrasi..
Mencermati materi buku tersebut jelas pola pikir penulis di pengaruhi paham komunis. Pengedaran buku ini secara tidak langsung turut menyebarkan kembali paham komunis dengan mengembangkan sikap tidak percaya terhadap Pemerintah dan ajakan untuk menentang Pemerintah melalui gerakan Revolusi. Pada Harian Sinar Harapan tanggal 18 Maret 2004 Dr. Ribka Tjiptaning mengatakan bahwa hanya Front Nasakom bisa keluarkan bangsa dari krisis.
Setelah mencermati fakta dan data serta uraian dalam tulisan ini , maka sebutan "Ideologi Pembohong dan Pembantai Manusia" tepat bagi komunis, sepatutnya TNI khususnya TNI Angkatan Darat tetap menyikapi gerakan komunis, walaupun istilah tersebut sudah tidak populer lagi.
Banyak negara di dunia yang menyikapi secara sinis terhadap tindakan Indonesia berkaitan dengan ancaman komunis. Mereka mengatakan bahwa “Negara-negara komunis telah runtuh dan komunis telah lumpuh” mengapa Indonesia tetap menganggap bahwa komunisme tetap berbahaya ? Sikap sinis tersebut bisa kita pahami, karena pernah merasakan keganasan dan kebiadaban orang-orang komunis.
Demikian juga yang terjadi pada generasi muda Indonesia, mereka dengan serta merta ikut hanyut dalam hasutan komunis, karena kuatir di anggap tidak reformis. Mereka tidak memahami secara benar bahwa ancaman komunis sewaktu-waktu akan datang, mengingat mereka tidak pernah melihat apalagi merasakan bagaimana kejamnya komunis pada masa lalu. Disisi lain, Pelajaran materi bahaya Latent komunis yang dapat memberikan gambaran tentang kehidupan komunis sudah di hapus dari kurukulum pendidikan. Kedepan yang perlu kita sikapi bukan saja komunis, tetapi bahaya kiri baru yang merupakan gerakan Marxis Liberal juga sangat bahaya, karena kiri baru merupakan gerakan radikal dan anti kemapanan serta anti agama.
Bagi TNI Angkatan Darat, Komunisme secara Ideologi maupun aktivitasnya tetap merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup bagi bangsa Indonesia, karena komunisme bertentangan dengan Pancasila. Dengan berpegangan teguh kepada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, TNI Angkatan Darat sebagai benteng terakhir tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, akan tetap memerangi komunisme. Bukan membusungkan dada tetapi patut diingat bahwa TNl Angkatan Darat bersama-sama rakyat sudah teruji kemampuannya menghadapi komunis.
Ketika negara terancam atau dalam keadaan bahaya, TNI Angkatan Darat selalu tampil di barisan terdepan bersama rakyat untuk menyelesaikannya. Untuk menghadapi ancaman komunisme kedepan, Prajurit TNI Angakatan Darat tidak akan mudah terhasut oleh tipu muslihat dan Propaganda komunis yang akan menghancurkan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan "Panglima Besar Jenderal Sudirman". Demikianlah hal yang saya kemukakan ketika menjadi Komandan KODIM 0417/KERINCI 6 (enam) tahun lalu oleh Yudo Kasyanto.[1]
Melihat dari kenyataan yang terjadi dalam lingkup masalah ketahanan dan tentang ancaman terhadap persatuan dan kesatuan perlu adanya kewaspadaan dan langkah-langkah untuk mengatasi hal tersebut secara maksimal. Sebab kalau gejolak sosial tersebut semakin mencuat, tidak dapat di pungkiri lagi kemungkinan akan munculnya kembali komunis tersebut. Dari itulah diperlukannya peran serta dari masyarakat untuk ikut membela negara
1. Yudo Kasyanto di inspirasi dari Buku Pedoman Praktis Prajurit TNI-AD tentang menyikapi bangkitnya kembali komunisme di Indonesia yang di keluarkan oleh Markas Besar TNI-AD Jakarta
Tidak ada komentar:
Write komentar